d_nhvq10
Erlanda Bayu Pratama 13601244034 PJKRD 2013 UNY
Rabu, 27 Januari 2016
Rabu, 24 Juni 2015
Teaching Games for Understanding
Perceptions of
Hong Kong Physical Education Teachers on Teaching Games for Understanding:
Implications for Continuing Professional Development
Pengetahuan
permainan dan pengalaman bermain guru penting untuk belajar dan mengajar TGfU.
Guru merasa bahwa program pengembangan profesional yang lebih praktis dari TGfU
harus disediakan dan juga diberikan contoh kegiatan pembelajaran kolaboratif
TGfU. Guru di Hong Kong tetap tidak yakin bahwa TGfU memberikan keuntungan
tertentu untuk diri sendiri atau peserta didik.
Effect of Teaching Games for Understanding in 5 versus 5 mini game play, cardiovascular fitness, leg power and 30m running speed among Malaysian School elite players
Menurut
hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa
TGfU lebih baik dibandingkan dengan pendekatan tradisional SDT. Model
TGfU menggunakan pendekatan taktis. Model TGfU dengan situasi permainan kecil
seperti 3 vs 3 atau 5 vs 5 dapat meningkatkan kontrol bola dan V02 max telah
terbukti dari penelitian ini.
An Integrated Physical Education Model
Bermain
baik dalam olahraga tim berarti secara sadar/tidak sadar memilih jalan yang
benar dari tindakan (efektivitas) pada saat yang tepat dan melakukannya dengan
baik (efisiensi). Pendekatan TGfU dapat dipahami dalam model pengalaman
belajar, Guru pendidikan jasmani dapat
menggunakan informasi ini untuk menyesuaikan pelajaran dengan kebutuhan siswa.
Culture, embodied experience and teachers development of TGfU in Australia and Singapore
Perbedaan
budaya dan pengalaman mempengaruhi bagaimana seorang guru. TGfU perlu lebih
diperkenalkan lagi untuk mengubah cara pandang siswa dan guru. Perbedaan sosial
dan budaya sangat mempengaruhi pengalaman dan pengembangan TGfU oleh guru penjas dimanapun, tidak hanya di Australia dan
Singapura.
Teaching Games for Understanding to In-Service Physical Education Teachers: Rewards and Barriers Regarding the Changing Model of Teaching Sport
Pendekatan
konstruktivis untuk mengajar invasi olahraga dianggap oleh guru menjadi sulit
untuk merancang pelajaran dan rumit untuk dimasukkan ke dalam praktek. TGfU
menuntut penguasaan yang lebih besar dan disiplin ilmu olahraga yang lebih
relevan dibandingkan pendekatan tradisional.
Guru perlu memodifikasi tugas belajar, membuat siswa merespon dan memilih, dan mengajar untuk membenarkan alasan dari
pilihan mereka, sehingga anak didik akan termudahkan dan akan lebih maksimal
dalam pembelajaran Olahraga.
Changes in the Japanese games curriculum and the shift toward student-centered learning
Kurikulum
di Jepang bertujuan untuk membimbing siswa untuk mewujudkan cita-cita dalam olahraga. TGfU begitu berpengaruh dalam tercapainya
cita-cita tsb. TGfU di jepang menggunakan strategi
berpusat pada peserta didik sehingga meminta siswa untuk berfikir berinteraksi
dan intelektual di dalam permainan yang menyenangkan
dan tetap bermakna.
What is Teaching Games For Understanding ? A Canadian perspective
Kurikulum
penjas di Kanada mulai lebih terfokus dan dapat mentransfer keterampilan teknis
dalam bermain game setelah menggunakan TGfU. Di Kanada TGfU diterapkan dengan menggunakan prinsip pedagogic. Kanada telah memainkan dampak besar pada perkembangan TGfU
di dunia. Hal ini yang dibuktikan dengan
karya ilmiah yang dihasilkan oleh akademisi Kanada dan melalui keberhasilan
pelaksanaan TGfU oleh ribuan guru dan pelatih.
Kamis, 16 April 2015
PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN TAKTIK
PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN PENDEKATAN
TAKTIK
A. Pendahuluan
Sebagai guru seharusnya kita selalu bertentang untuk
menemukan sumber-sumber untuk mendesaian permainan, latihan, dan penilaian yang
sejalan dengan pendekatan Teaching Games for Understanding (Pembelajaran
Pendekatan Taktik). Tujuan pembelajaran ini adalah untuk mendeskrepsikan
komponen-komponen atau aspek-aspek permainan yang perlu ditimbangkan ketika
memilih dan mendesaian penilaian siswa.
Permainan adalah pengajaran dan
pembelajaran yang sangat bermanfaat. Permainan dapat berfungsi sebagai sarana
untuk meningkatkan kesehatan, gaya hidup yang aktif dan perubahan sosial. Semua
hal tersebut membutuhkan keyakinan kita tentang bagaimana kita mengajar
permainan dan kesadaran tentang apa yang kita inginkan dari siswa untuk
dipahami mengenai permainan.
B. Pentingnya penilaian
Dr.Deborah Tannhehill menyatakan bahwa “jika
mengajar dan belajar itu penting, penilaian juga sama pentingnya”. Metode penilaian
harus disesuaikan dengan apa yang kita ajarkan dan bagaimana kita memberi
pengajaran. Jadi jika kita menginginkan siswa belajar bagaimana memainkan
permainan, kita harus menilai ketrampilan bermain mereka.
C. Masalah dalam Penilaian
Sebagian besar kesulitan dalam mengubah pengajaran dan penilaian
kita dari pendekatan teknis atau yang berbasis keterampilan menjadi pendekatan
Pembelajaran Pendekatan Taktik, banyak asumsi yang salah yang dibuat
mengenai keterampilan dan pengembangan
keterampilan. Masalah yang sering dihadapi guru dalam mengajar siswa adalah
guru kesulitan untuk memodifikasi permainan yang sudah ada. Dalam mengajar kepada siswanya guru
harus kreatif membuat permainan. Misal memodifikasi permaian bola voli
yang seharusnya ada 6 pemain setiap kelompok menjadi 8-10 pemain agar siswanya tidak terlalu lama menunggu giliran bermain.
Selain masalah diatas masih ada juga
masalah lain seperti guru pendidikan jasmani yang mempertahankan asumsi bahwa
kita tidak dapat memainkan permainan sebelum kita mempelajari keterampilan
terlebih dahulu. Kita tidak perlu punya ketrampilan, tetapi kita hanya
memeainkan permainan begitu saja. Disaat bermain itu akan terjadi pengembangan
ketrampilan. Semakin sering bermain maka ketrampilan akan semakin berkembang
karena siswa dapat mempelajari sendiri tentang keterampilan apa yang dibutuhkan
dalam permainan.
D. Pengembangan Keterampilan Permainan
Siswa mengunakan keterampilan dalam permainan supaya
keahlihan siswa tersalur dalam permainan tersebut. Maka kita sebagai guru harus
memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan kemahiran dan kepercayaan
diri mereka agar mampu menjadi pemain permainan yang baik. Selain
itu guru perlu memilih atau mendesain tugas, permainan dan penilaian yang
memerlukan bentuk yang sama dari gerakan yang diperlukan untuk suksesnya
permainan.
E. Pertimbangan Elemen-Elemen Kontekstual
Diluar elemen penampilan bermain, guru perlu
mempertimbangkan elemen kontekstual karena dapan membuat penilaian penampilan
bermain menjadi sulit. Permainan di kontruksi dan di rekontruksi sepanjang
waktu. Permainan bersifat kompetitif karena untuk menguji kemapuan
fisik, keberanian, hal ini melibatkan kemampuan kognitif seperti manuver
taktik. Permainan bersifat interaktif interaksi muncul dengan rekan
satu tim, lawan, penyelengara, dan penonton. Interaksi ini memiliki dampak baik
bagi keterampilan dan penampilan bermain.
Permainan diatur oleh
peraturan-peraturan. Pertauran tidak hanya mengartur permainan, tetapi juga
menentukan atau menjelaskan ketrampilan-ketrampilan yang diperlukan dalam
permainan. Taktik dan strategi adalah elemen penting dalam permainan,
elemen-elemen ini mendiktai bagaimana dan kapan kita mengunakan keterampilan
dan keterampilan apa yang kita gunakan dalam permainan tersebut.
F. Kelas Sama Permainan Berbeda
Dalam kelas-kelas pendidikan jasmani, permainan yang sama
sering kali diinterprestasikan dengan berbeda. Misalnya, di
sebuah pelajaran siswa diintruksikan untuk memainkan permainan bola basket
setengah lapangan. Para pemain dalam sebuah permainan memulai kembali permainandari
tengah lapangan, melakukan pelanggaran dan melakukan banyak operan. Dalam sebuah
permainan pada lapangan bersebelahan, pemain memilih untuk memulai permainan
mulai dari baseline., tidak melakukan pelanggaran, dan seringkali melakukan
drible atau menembakan. Sebagai seorang guru yang mengamati apakah perubahan aturan
membatasi mengakomodasi sasaran atau tujuan pelajaran, dan siswa perlu
dimentori secara dekat untuk memastikan mencapai tugas yang telah di berikan,
dan sekmen tanya jawab juga dapat digunakan untuk menilai apa yang dipahami
siswa. Sebagai tambahan pada akhir pembelajaran guru untuk meninjau kembali
tujuan tugas pembelajaran.
G. Metode Penilaian Normal
Game Performance
Assessment Intrument (GPAI; Oslin, Mitchell & Griffin, 1998; mitchell
&Oslin, 1999) dan Team Spot
Assessment Procedure (TSAP; Grehaigne, Godbout, & Bouthier, 1997, 2000)
dianjurkan untuk penilaian formal untuk sebagai komponen permainan.
GPAI terdiri dari
tujuh komponen utama yaitu base, adjust, pengembalian keputusan, eksekusi
keterampilan, support, guard/mark yang meliputi semua katagori permainan
(invasi, net/wall, striking/fielding, dan target).
TSAP
berfokus pada dua aspek fundamental dalam permainan; (1) perolehan kepemilikan
bola , (merebut atau mendapat operan dari teman satu tim dalam lapangan). (2).
menempatkan bola segera setelah pemain menguasai bola (mengoper, menendang bola
kegawang dan memainkan bola atau memberi assist) pengukuran formal, dikombinasikan dengan pengukuran
informal, memberikan penilaian yang berkelanjutan dan dapat membantu guru dalam
memberikan pesan yang jelas bahwa tujuan dari pengajaran pendidikan jasmani
adalah untuk meningkatkan penampilan bermain siswa
H. Rangkuman
Pengukuran formal, dikombinasikan dengan pengukuran
informal, memberikan penilaian yang berkelanjutan dan dapat membantu guru dalam
memberikan pesan yang jelas bahwa tujuan dari pengajaran pendidikan jasmani
adalah untuk meningkatkan penampilan bermain siswa. Guru pendidikan jasmani
adalah “arsitek” dari desain pembelajaran. Mereka harus menciptakan permainan
dan penilaian yang terkondisikan yang memacu ketrampilan dan kompetensi yang
perlu siswa pelajari agar menjadi pemain permainan yang sukses. Peran penilaian
dalam pembelajaran pendekatan taktik adalahsiswa dapat mengembangkan kemahiran
dan kompetensi serta kepercayaan diri yang perlu untuk dapat memaikan permainan
yang merupakan pembelajaran berharga setelah siswa mengikuti program pendidikan
jasmani.
.
Rabu, 08 April 2015
MODIFIKASI PERMAINAN
MODIFIKASI PERMAINAN
TARGET
Permainan ini adalah permainan
modifikasi dari permainan bowling. Dimana bola
yang aslinya itu bola bowling di ganti
dengan bola kasti. Tujuannya dimana bolanya itu di
ganti agar anak lebih mudah memainkannya. Dengan diganti bola bowling itu dengan
bola kasti, cara bermain pun dapat diganti yang sebelumnya bolanya hanya
digelindingkan ke arah target saja lalu permainan selesai tapi ini ditambah
modifikasi lain. Bola kasti juga lebih ringan dari bola bowling sehingga anak lebih maksimal dalam bermain karena daya kekuatan yang di
keluarkan tidak terlalu banyak.
Sarana
prasarana untuk Bermain :
1.
Bola kasti
2.
Halaman /
Lapangan yang cukup luas untuk bermain
3.
Aqua gelas, sebagai target bola
Tuntunan permainan :
- Siapkan dahulu bola kastinya.
- Permainan di bagi menjadi dua regu. Sebagai contohnya 8 orang pemain di bagi 2 regu, jadi regu pertama 4 orang, regu kedua 4 orang
- Posisikan sasaran dan pemain seperti gambar dibawah ini
- Cara bermain
:
1. Setelah pemain diposisikan. Pemain di garis start akan menggelindingkan bola ke arah target, sampai target jatuh semua. Pemain di garis 1 bertugas menjaga dan mengembalikan bola ke pemain digaris start. Jika sasaran sudah jatuh semua, pemain garis start pindah ke garis finis, untuk menjaga dan mengembalikan bola ke pemain digaris 3,2. Pemain yg berada digaris 1 menggelindingkan bola seperti pemain garis start ke arah target digaris 2 sampai jatuh semua (dari belakang garis). Pemain garis 2 menjaga dan mengembalikan bola ke pemain digaris 1. Jika sasaran sudah jatuh semua,3. Pemain yg berada digaris 2 menggelindingkan bola seperti pemain garis start ke arah target digaris 3 sampai jatuh semua(dari belakang garis). Pemain garis 3 menjaga dan mengembalikan bola ke pemain digaris 2. Jika sasaran sudah jatuh semua,4. Pemain yg berada digaris 3 menggelindingkan bola seperti pemain garis start ke arah target digaris finish sampai jatuh semua(dari belakang garis). Pemain garis start menjaga dan mengembalikan bola ke pemain digaris 2. Jika sasaran sudah jatuh semua, maka suatu regu tersebut di nyatakan finish.Regu yang pertama menghabiskan/menjatuhkahkan sasaran dinyatakan sebagai pemenang.
MODIFIKASI PERMAINAN
FIELDING AND STRIKING
Permainan ini adalah permainan
modifikasi dari permainan softball. Bentuk modifikasi permainan fielding adalah sebagai berikut :
1. Bentuk lapangan persegi panjang
ukuranya 30 m x 20 m
2. Bola memakai bola kasti
3. Pemukul mengunakan sebatang kayu
dengan panjang 75 cm berdiameter 7 cm
4. Setiap tim terdiri 12 orang
5. 4 buah base / keset
Model lapangan :
Model lapangan :
Peraturan
permainan :
1. Dibagian bundaran tersebut adalah
tempat pemukul dan pelempar bola.
2.
Di dalam
lapangan untuk penjaga atau lawan.
3.
Pemukul
diberi 3 kesempatan memukul, apabila tiga-tiganya tidak kena semua pemukul mati
atau ganti pemukul se anggota tim.
4.
Setelah
pemukul berasil memukul bola, pemain kemudian lari menuju 1 atau 2, base wajib
adalah base 2, sedangkan 1 dan 3 adalah base bantuan saja. Dengan kata lain
jika pelari mampu diperbolehkan berlari dari home ke base 2 atau sebaliknya.
5.
Pelari harus
berlaris sesuai garis, tidak boleh keluar. Jika keluar mati dan tim gannti
berjaga. kemudian seterusnya seperti digambar.
6.
Dan pemain
sampai di bundaran lagi mendapat nilai 1 (satu).
7.
Bila pemukul
memukul sampai melewati batas garis itu sah tetapi asalkan bola tidak jatuh dibelakang
bundaran.
8.
Apa bila
pemukul memukul bola tertangkap oleh si penjaga dan bola belum menyentuh tanah
pemukul diangkap mati dan tim gannti berjaga, kalau mental dulu ditanah dan
tertangkap itu tidak mati.
9. Cara mematikan pelari adalah dibakar
di base yang akan dituju. Syaratnya bola harus sampai ke base lebih dulu dari
pelari,dan tim gannti berjaga.
MODIFIKASI PERMAINAN
NET
Permainan ini adalah permainan
modifikasi dari permainan bola voli. Bentuk permainan modifikasi adalah
sebagai berikut :
1.
Membuat lapangan seperti bola voli ukurannya 14
m x 7 m.
2.
Membuat 2 tiang mengunakan bambu dipasangkan
kanan dan kiri lapangan, tinggi tiang tersebut 2 m.
3.
Membuat net dengan mengunakan tali rafia yang
menyerupai net bola voli, dan kemudian net di talikan ke dua tiang tersebut
sebagai pembatas antara tim A dan tim B.
4.
Bola yang digunakan adalah bola plastik.
5.
Masing-masing tim terdiri 8 orang
Peraturan Permainan :
1.
Setiap tim yang memainkan bola mengunakan tangan
kaki kepala boleh, minimal 10 kali sentuhan. Sentuhan tersebut harus mengunakan
tangan kaki kepala. mau diulang-ulang boleh asalkan 10 kali sentuhan.
2.
Cara menyerang ke tim lawan tidak boleh
melakukan smash, harus di lambungkan di hedding atau di tendang meuju area
lawan.
3.
Setiap tim yang tidak lengkap mengunakan tangan
kaki dan kepala dan tim tersebut sudah melemparkan bola kepada lawan, tim
tersebut mati dan poin untuk lawan. Kemudian jika kurang dari 8 sentuhan dan
bola menyentuh tanah, tim tersebut mati dan point untuk lawan.
4.
Awalan permainan mengunakan servise bawah. Dan
batas point adalah 25 setelah salah satu tim sudah mendapatkan angka 25, tim
tersebut menang dan pindah tempat.
MODIFIKASI PERMAINAN
INVLASI
Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang
menggunakan seluruh anggota tubuh kecuali lengan dalam memainkan bola.
Permainan sepak bola ini dapat dimainkan oleh siapa saja dari mulai anak-anak
hingga orang dewasa baik laki-laki maupun perempuan. Ada beberapa keterampilan
dasar yang perlu dikuasai peserta didik dalam cabang olahraga sepak bola, yaitu
(1) kemampuan menendang, (2) menggiring bola atau mengontrol bola, dan (3)
menembak. Untuk keterampilan dasar ini, guru jangan menekankan pada aspek
teknik tapi mengembangkan potensi yang anak miliki. Permainan sepak bola mini
ini adalah permainan sepak bola yang saya modifikasi sendiri.
Permainan modifikasi sebagai berikut :
- Lapangan : Lapangan permainan dimodifikasi menjadi 30 m x 20 m
- Terdapat dua gawang dengan lebar 2 m
- Diskripsi permainan : Yaitu siswa memegang bola dan jika ingin mengoper ke teman timnya, dia harus mengoper menggunakan kaki.
Peraturan permainan :
- Tim beranggotakan 8 orang, tanpa kiper
- Kedua tim berusaha mencetak gol ke gawang, dengan syarat suatu tim melakukan 5x atau lebih operan tepat sasaran ( bola tidak terebut tim lawan ). Atau dengan kata lain, harus melakukan 5x atau lebih operan tepat sasaran sebelum melakukan tendangan ke gawang.
- Jika mencetak gol tanpa melakukan 5x atau lebih operan tepat sasaran, maka gol menjadi tidak sah.
- Cara mencetak gol harus menggunakan passing, tidak boleh langsung shooting.
- Tim yang mencetak gol lebih banyak itulah tim yang menang
- Bola mengenai tangan pemain adalah pelanggaran dan tendangan tidak langsung untuk tim lawan.
- Bola keluar lapangan permainan adalah leparan ke dalam untuk tim lawan, kecuali keluar di wilayah sisi gawang. Jika terjadi maka dimulai lagi dengan tendangan gawang.
- Tidak boleh memukul, menendang, mendorong, bersifat kasar kepada sesama pemain. Hukumanya tendangan tidak langsung untuk tim lawan.
- Waktu 30 menit
Langganan:
Postingan (Atom)