PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN PENDEKATAN
TAKTIK
A. Pendahuluan
Sebagai guru seharusnya kita selalu bertentang untuk
menemukan sumber-sumber untuk mendesaian permainan, latihan, dan penilaian yang
sejalan dengan pendekatan Teaching Games for Understanding (Pembelajaran
Pendekatan Taktik). Tujuan pembelajaran ini adalah untuk mendeskrepsikan
komponen-komponen atau aspek-aspek permainan yang perlu ditimbangkan ketika
memilih dan mendesaian penilaian siswa.
Permainan adalah pengajaran dan
pembelajaran yang sangat bermanfaat. Permainan dapat berfungsi sebagai sarana
untuk meningkatkan kesehatan, gaya hidup yang aktif dan perubahan sosial. Semua
hal tersebut membutuhkan keyakinan kita tentang bagaimana kita mengajar
permainan dan kesadaran tentang apa yang kita inginkan dari siswa untuk
dipahami mengenai permainan.
B. Pentingnya penilaian
Dr.Deborah Tannhehill menyatakan bahwa “jika
mengajar dan belajar itu penting, penilaian juga sama pentingnya”. Metode penilaian
harus disesuaikan dengan apa yang kita ajarkan dan bagaimana kita memberi
pengajaran. Jadi jika kita menginginkan siswa belajar bagaimana memainkan
permainan, kita harus menilai ketrampilan bermain mereka.
C. Masalah dalam Penilaian
Sebagian besar kesulitan dalam mengubah pengajaran dan penilaian
kita dari pendekatan teknis atau yang berbasis keterampilan menjadi pendekatan
Pembelajaran Pendekatan Taktik, banyak asumsi yang salah yang dibuat
mengenai keterampilan dan pengembangan
keterampilan. Masalah yang sering dihadapi guru dalam mengajar siswa adalah
guru kesulitan untuk memodifikasi permainan yang sudah ada. Dalam mengajar kepada siswanya guru
harus kreatif membuat permainan. Misal memodifikasi permaian bola voli
yang seharusnya ada 6 pemain setiap kelompok menjadi 8-10 pemain agar siswanya tidak terlalu lama menunggu giliran bermain.
Selain masalah diatas masih ada juga
masalah lain seperti guru pendidikan jasmani yang mempertahankan asumsi bahwa
kita tidak dapat memainkan permainan sebelum kita mempelajari keterampilan
terlebih dahulu. Kita tidak perlu punya ketrampilan, tetapi kita hanya
memeainkan permainan begitu saja. Disaat bermain itu akan terjadi pengembangan
ketrampilan. Semakin sering bermain maka ketrampilan akan semakin berkembang
karena siswa dapat mempelajari sendiri tentang keterampilan apa yang dibutuhkan
dalam permainan.
D. Pengembangan Keterampilan Permainan
Siswa mengunakan keterampilan dalam permainan supaya
keahlihan siswa tersalur dalam permainan tersebut. Maka kita sebagai guru harus
memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan kemahiran dan kepercayaan
diri mereka agar mampu menjadi pemain permainan yang baik. Selain
itu guru perlu memilih atau mendesain tugas, permainan dan penilaian yang
memerlukan bentuk yang sama dari gerakan yang diperlukan untuk suksesnya
permainan.
E. Pertimbangan Elemen-Elemen Kontekstual
Diluar elemen penampilan bermain, guru perlu
mempertimbangkan elemen kontekstual karena dapan membuat penilaian penampilan
bermain menjadi sulit. Permainan di kontruksi dan di rekontruksi sepanjang
waktu. Permainan bersifat kompetitif karena untuk menguji kemapuan
fisik, keberanian, hal ini melibatkan kemampuan kognitif seperti manuver
taktik. Permainan bersifat interaktif interaksi muncul dengan rekan
satu tim, lawan, penyelengara, dan penonton. Interaksi ini memiliki dampak baik
bagi keterampilan dan penampilan bermain.
Permainan diatur oleh
peraturan-peraturan. Pertauran tidak hanya mengartur permainan, tetapi juga
menentukan atau menjelaskan ketrampilan-ketrampilan yang diperlukan dalam
permainan. Taktik dan strategi adalah elemen penting dalam permainan,
elemen-elemen ini mendiktai bagaimana dan kapan kita mengunakan keterampilan
dan keterampilan apa yang kita gunakan dalam permainan tersebut.
F. Kelas Sama Permainan Berbeda
Dalam kelas-kelas pendidikan jasmani, permainan yang sama
sering kali diinterprestasikan dengan berbeda. Misalnya, di
sebuah pelajaran siswa diintruksikan untuk memainkan permainan bola basket
setengah lapangan. Para pemain dalam sebuah permainan memulai kembali permainandari
tengah lapangan, melakukan pelanggaran dan melakukan banyak operan. Dalam sebuah
permainan pada lapangan bersebelahan, pemain memilih untuk memulai permainan
mulai dari baseline., tidak melakukan pelanggaran, dan seringkali melakukan
drible atau menembakan. Sebagai seorang guru yang mengamati apakah perubahan aturan
membatasi mengakomodasi sasaran atau tujuan pelajaran, dan siswa perlu
dimentori secara dekat untuk memastikan mencapai tugas yang telah di berikan,
dan sekmen tanya jawab juga dapat digunakan untuk menilai apa yang dipahami
siswa. Sebagai tambahan pada akhir pembelajaran guru untuk meninjau kembali
tujuan tugas pembelajaran.
G. Metode Penilaian Normal
Game Performance
Assessment Intrument (GPAI; Oslin, Mitchell & Griffin, 1998; mitchell
&Oslin, 1999) dan Team Spot
Assessment Procedure (TSAP; Grehaigne, Godbout, & Bouthier, 1997, 2000)
dianjurkan untuk penilaian formal untuk sebagai komponen permainan.
GPAI terdiri dari
tujuh komponen utama yaitu base, adjust, pengembalian keputusan, eksekusi
keterampilan, support, guard/mark yang meliputi semua katagori permainan
(invasi, net/wall, striking/fielding, dan target).
TSAP
berfokus pada dua aspek fundamental dalam permainan; (1) perolehan kepemilikan
bola , (merebut atau mendapat operan dari teman satu tim dalam lapangan). (2).
menempatkan bola segera setelah pemain menguasai bola (mengoper, menendang bola
kegawang dan memainkan bola atau memberi assist) pengukuran formal, dikombinasikan dengan pengukuran
informal, memberikan penilaian yang berkelanjutan dan dapat membantu guru dalam
memberikan pesan yang jelas bahwa tujuan dari pengajaran pendidikan jasmani
adalah untuk meningkatkan penampilan bermain siswa
H. Rangkuman
Pengukuran formal, dikombinasikan dengan pengukuran
informal, memberikan penilaian yang berkelanjutan dan dapat membantu guru dalam
memberikan pesan yang jelas bahwa tujuan dari pengajaran pendidikan jasmani
adalah untuk meningkatkan penampilan bermain siswa. Guru pendidikan jasmani
adalah “arsitek” dari desain pembelajaran. Mereka harus menciptakan permainan
dan penilaian yang terkondisikan yang memacu ketrampilan dan kompetensi yang
perlu siswa pelajari agar menjadi pemain permainan yang sukses. Peran penilaian
dalam pembelajaran pendekatan taktik adalahsiswa dapat mengembangkan kemahiran
dan kompetensi serta kepercayaan diri yang perlu untuk dapat memaikan permainan
yang merupakan pembelajaran berharga setelah siswa mengikuti program pendidikan
jasmani.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar